Tanah Minang menyimpan keindahan bawah lautnya.
Belum banyak yang mengenal Sumatera Barat sebagai tempat kunjungan wisata selam. Padahal, di sini terdapat Pulau Pieh yang menjadi primadona. Bersama Pulau Pandan, Toran, Air, dan Bando, pulau-pulau tak berpenghuni tersebut telah dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sebagai Taman Wisata Perairan (TWP).
Karakter khusus Pulau Pieh adalah 'vertical wall' dengan dinding yang terbelah oleh celah-celah besar dan sejumlah liang (cerukan bawah air/semacam gua) yang menjadi tempat tinggal kerapu. Selain itu, TWP Pieh juga merupakan habitat spesies endemik, terutama Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata).
Pengelolaan TWP dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pemanfaatan dan pengelolaan yang menjamin ketersediaan dan kesinambungan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya yang ada.
Survey Baseline Biofisik di tahun 2015 mendata kelimpahan rata-rata ikan target di kawasan TWP Pieh, yakni pada transek kedalaman 10 meter adalah sebanyak 119 individu/350 m2 atau 3.402 individu/Ha yang diperoleh dari 53 jenis yang dijumpai. Sedangkan pada transek kedalaman 5 meter kelimpahan rata-rata ikan target sebanyak 98 individu/350 m2 atau 2797 individu/Ha dari 28 jenis yang dijumpai.
 |
 |
 |
Berikut ini adalah Dive Spot di kawasan TWP Pulau Pieh, dengan rating keunikannya versi Guy Buckles (2002):
- Pulau Pieh ****
avg.depth: 20m; max depth: 40m; avg. vis: 25m. - India Reef ***
avg.depth: 18m; max depth: 40m; avg. vis: 15m. - Kapal Wreck (Gosong Sirandah) ***
avg.depth: 10m; max depth: 15m; avg. vis: 15m. - Pulau Laut ***
avg.depth: 25m; max depth: 50m; avg. vis: 15m.
-------
sumber:
Profil Pengelolaan TWP Pulau Pieh & Anambas (KKPN Pekanbaru, 2015).
Guy Buckles, Dive Guide Indonesia, (New Holland, 2002).
