Penyelam Terbunuh Diam-Diam oleh Edema Paru

Penyelam Terbunuh Diam-Diam oleh Edema Paru

Keterkaitan Immersion Pulmonary Edema (IPE) pada Penyelam dengan Hipertensi dan Risiko Jantung; serta peringatan keras untuk memperhatikan kesehatan penyelaman dengan sungguh-sungguh.

Scuba diving dianggap sebagai olahraga yang aman jika dibekali dengan latihan yang tepat dan dilakukan dengan benar. Namun, komplikasi masih dapat terjadi terutama jika penyelam tidak memperhatikan kesehatan penyelaman pada diri masing-masing; dan keadaan darurat berbahaya tidak ditangani dengan tepat. Atas kondisi tersebutlah IPE berpotensi terjadi.

Secara umum, istilah IPE digunakan untuk Scuba Divers' Pulmonary Edema (SDPE) dan Swim-induced Pulmonary Edema (SIPE). Immersion Pulmonary Oedema (atau "Edema" menurut ejaan AS) merupakan kondisi di mana cairan mengisi paru-paru saat menyelam atau berenang, terutama di air dingin. Dapat terjadi tiba-tiba pada perenang (terutama atlet triatlon) dan penyelam scuba; ditandai dengan batuk, sesak napas, penurunan kadar oksigen darah, dan hemoptisis.[1] Pada beberapa kasus juga tampak dahak berbusa, edema paru, dan rapid resolution pada 24-48 jam berikutnya.[2] Mengalami gejala, diagnosis, dan pengobatan yang serupa pada kasus yang dialami penyelam dan perenang--meskipun tidak sepenuhnya sama. Terdapat temuan non-spesifik dari paru-paru edematous berat dan sputum berbusa di saluran udara. Temuan ini biasanya terjadi setelah diagnosa pada korban yang tenggelam dengan upaya resusitasi yang berkepanjangan.[3]

 

Keterkaitan IPE dan hipertensi serta serangan jantung

Mark Russel melakukan reportase mendalam untuk melihat hubungan Immersion Pulmonary Edema (IPE) dengan hipertensi dan serangan jantung yang memiliki proporsi terbesar sebagai faktor penyebab kematian pada aktivitas scuba diving. [4] Hipertensi jangka panjang membuat arteri menjadi kaku dan mengalami kerusakan pada bagian dindingnya, sehingga memudahkan terjadinya timbunan kolesterol (plak) yang tidak hanya menumpuk melainkan juga mempersempit coronary arteries. Hal tersebut menambah risiko terganggunya suplai darah (yang mengandung oksigen) ke jantung, di mana saat plak pecah akan terbentuk bekuan darah.

IPE terjadi saat peningkatan tekanan di kapiler paru memaksa cairan ke dalam alveoli--kantung udara mikroskopis di paru-paru--, di mana terjadi pertukaran gas selama respirasi berlangsung. Namun, bagaimana hipertensi dapat menyebabkan IPE? Consultan cardiologist sekaligus medical referee untuk UK Diving Medical Committee (UKDMC), Dr Peter Wilmshurst, menjelaskan bahwa saat seseorang masuk ke dalam air, maka terjadi pengalihan darah secara terpusat dari kaki dan sekitarnya, sehingga memberikan tekanan kapiler pada saat orang tersebut mulai berendam di air. Selanjutnya, ketika penyelam bernafas di bawah air sebenarnya telah bernafas dengan isapan yang lebih besar, di mana cairan tersedot ke dalam alveoli.[5]

 

Peningkatan risiko IPE

Risiko IPE akan meningkat, yakni seiring dengan bertambahnya usia dan hipertensi; semakin dinginnya air; dan jika penyelam mengonsumsi minuman/cairan secara berlebihan sebelum menyelam yang mengakibatkan overhidrasi. Selain itu, faktor-faktor predisposisi lainnya adalah: kondisi tekanan inspirasi negatif (negative inspiratory pressure), asma, diabetes, obat-obatan (seperti beta-blockers), aktivitas fisik, kelanjutan dari IPE yang pernah terjadi sebelumnya, patologi jantung (yang mendasari), serta hubungan antara hipertensi dan sistem jantung.[6]

Hipertensi yang menetap/berkelanjutan juga akan melemahkan otot jantung itu sendiri--yang membuatnya lebih sulit untuk memompa darah ke seluruh tubuh--, sehingga berpotensi besar terjadi serangan jantung. Bayangkan jika serangan jantung tersebut terjadi pada penyelam saat berada di bawah air. Pertolongan pertama hampir mustahil untuk dilakukan, hingga penyelam dikeluarkan dari air; kemungkinan besar korban akan menarik banyak air ke dalam tubuh, dan tenggelam; sedangkan layanan medis baru akan datang beberapa jam kemudian.

"Laporan Diving Tahunan 2019" dari Divers Alert Network (DAN)[7] menyimpulkan bahwa peristiwa jantung akut (acute cardiac events) merupakan salah satu penyebab paling menonjol dari kematian di aktivitas scuba diving. Hal tersebut senada dengan "Laporan Tahunan untuk Insiden Penyelaman" di tahun yang sama dari British Sub-Aqua Club (BSAC)[8]. 2019 menjadi rujukan terakhir karena disepakati sebagai 'tahun normal' bagi aktivitas penyelaman sebelum penguncian karena pandemi, dan IPE dianggap sebagai penyebab yang paling mungkin dan umum dalam banyak kematian pada aktivitas diving. Meskipun BSAC hanya melaporkan 24 kasus IPE antara tahun 1997-1998, namun pada laporan terbaru tahun 2020 BSAC menemukan 160 insiden di mana IPE diduga kuat sebagai faktor utamanya.

Faktor dinginnya air ditekankan secara khusus oleh Dr Wilmshurst, "Ketika Anda masuk ke dalam air yang dingin, Anda akan vasoconstricted (pembuluh darah menyempit) dan tekanan darah secara otomatis meningkat." Oleh karena itu, terjadi peningkatan risiko bagi penderita hipertensi yang masuk/berendam di air yang dingin. Namun demikian, tidak sedikit laporan kasus dan penelitian yang merujuk kejadian pada individu yang menyelam di perairan tropis dengan suhu 30 hingga 35 derajat Celcius. Penelitian khusus mengenai hal tersebut telah menemukan alasan bagaimana hal ini bisa terjadi. Bahwa, penyelaman dengan pengerahan tenaga yang ekstrim (extreme exertion), serta overhidrasi pada perenang telah menjadi faktor potensial kejadian IPE di air yang cenderung hangat.[9]

 

Minum air yang banyak sebelum menyelam?

Pengetahuan tentang overhidrasi sebagai kondisi ketidakseimbangan cairan jarang sekali dipahami. Alih-alih menjaga asupan air yang cukup, penyelam maupun perenang lebih sering mendapat instruksi untuk mengonsumsi air lebih banyak sebelum beraktivitas, tanpa memperhatikan keseimbangan kebutuhan cairan tubuh masing-masing individu. Overhidrasi berpotensi terjadi saat tubuh mendapatkan atau menahan cairan terlalu banyak. Tidak menutup kemungkinan terjadi kasus keracunan air--kondisi di mana garam dan elektrolit lain yang berada di dalam tubuh terlalu encer--, di mana kadar elektrolis yang terlalu rendah dapat berakibat fatal. Selain itu, kondisi kesehatan seperti gagal jantung, penyakit hati dan ginjal; serta konsumsi obat-obatan tertentu seperti antiinflamasi nonstereoid dan diabetes, juga dapat menyebabkan overhidrasi.

 

Diagnosa Abu-abu

Kesalahan deteksi penyebab kecelakaan diving yang akhirnya sering tidak mengaitkan IPE adalah karena IPE memaksa cairan masuk ke paru-paru. Di saat penyelam akhirnya "kalah" oleh IPE di bawah air dan tidak sadarkan diri, kemungkinan besar paru-paru mereka akan terisi oleh air, sehingga kematian mereka seringkali dikaitkan dengan tenggelam. Alih-alih diagnosa dan investigasi mengarah pada keadaan darurat medis (penyelam menderita IPE), kesimpulan yang sering diambil justru hanya berfokus pada kerusakan peralatan, atau kondisi cuaca, maupun kesiapan team di mana aktivitas diving itu dilakukan. 

 

PERINGATAN SEBAGAI PENCEGAHAN

  1. Penyelam wajib memeriksa secara rutin kondisi tekanan darah dan risiko jantungnya;
  2. Hal tersebut terkait pula dengan pengukuran detak jantung, proporsi berat dengan tinggi badan, lemak tubuh internal, dan usia.
  3. Perlu disadari bahwa tekanan darah meningkat dan kardiovaskular menurun seiring bertambahnya usia.[10]
  4. Meskipun definisi medis untuk hipertensi mematok standar 140/90, saat ini direkomendasikan bagi penyelam untuk melakukan kontrol medis saat pembacaan tekanan darah menunjukkan angka 135/85mmHg. Hal tersebut memperhitungkan dampak perendaman, terutama di air yang dingin.
  5. Konsultasikan pada dokter terkait, terutama bagi penderita hipertensi dan jantung. Atau, dapatkan pengetahuan lebih dalam mengenai kesehatan penyelaman dari ahlinya, seperti: dr.  Erick Supondha, MKK.AIFO-K - Dokter Ahli Hiperbarik dan Kesehatan Penyelaman; DAN Instructor #1046378.

 

Author: NAUI #55103


Sumber:

[1] Join-Study Duke University & Divers Alert Network 2008-2015, "Prevention and Treatment of Immersion Pulmonary Edema," U.S. National Library of Medicine.

[2] Peacher DF, Martina SD, Otteni CE, Wester TE, Potter JF, Moon RE. "Immersion pulmonary edema and comorbidities: case series and updated review." Med Sci Sports Exerc. 2015 Jun; 47(6):1128-34. hlm. 1128-1129.

[3] Susan M. Hageman; Rebanta K. Chakraborty; Heather M. Murphy-Lavoie, "Immersion Pulmonary Edema," Treasure Island (FL): StatPearls Publishing, 2022 Jan.

[4] Mark Crowley Russell, "Immersion Pulmonary Oedema: the Silent Killer," Dive Magazine (31 May 2022), https://divemagazine.com/scuba-diving-long-reads/immersion-pulmonary-oedema-the-silent-killer?

[5] Peter Wilmshurst, Immersion pulmonary oedema explained, prosiding British Sub-Aqua Club (BSAC) Diving Conference, Vox NEC (21 Oktober 2017).

[6] Kumar M; Thompson P.D., "A Literature Review of Immersion Pulmonary Edema," Phys Sportsmed, 2019 May, 47 (2): 148-51.

[7] Annual Diving Report, Divers Alert Network (2019), https://www.dansa.org/annual-diving-report

[8] Annual Diving Incident Report, BSAC (2019), https://www.bsac.com/safety/diving-incidents/annual-diving-incident-report/

[9] Castagna O.; de Maistre S.; Schmid B.; Caudal D.; Regnard J., "Immersiona pulmonary oedema in a healthy diver not exposed to cold or strenuous exercise," Diving Hyperb Med, 2018 Mar 31; 48 (1): 40-44.

[10] DAN melaporkan bahwa dua pertiga dari kematian di scuba diving terjadi pada penyelam berusia di atas 50 tahun.

 


ILUSTRASI:

 

CAMPAIGN

Penyebab IPE

  • Hipertensi (atau masalah kardiovaskular lain yang sudah ada sebelumnya);
  • Berendam di air dingin;
  • Hidrasi berlebihan sebelum menyelam;
  • Overexertion selama menyelam;
  • Stres.

Tanda dan gejala IPE pada penyelam scuba

  • Kesulitan bernapas --termasuk pernapasan cepat--, berat atau tidak merata; atau batuk tak terkendali, saat tidak berolahraga berat (exercising strenuously);
  • Kebingungan, berenang ke arah yang salah atau acak; 
  • Ketidakmampuan untuk melakukan fungsi normal, mengabaikan hal lain seolah-olah harus berkonsentrasi pada pernapasan/cara bernafas;
  • Menyangka bahwa regulator tidak bekerja dengan benar atau seperti kehabisan udara, padahal masih memiliki pasokan yang memadai;
  • Pada kondisi-kondisi di atas, diver tetap menolak sumber udara alternatif.

di Permukaan:

  • Terdapat indikasi kesulitan bernapas.
  • Mengalami batuk tak terkendali disertai dahak berbusa yang mungkin mengandung darah.

Pertolongan Pertama & Pengobatan untuk IPE

Seorang penyelam yang menderita Immersion Pulmonary Edema harus muncul ke permukaan dan dikeluarkan dari air secepat mungkin. Sadarilah bahwa mereka akan mengalami hipoksia, dan saat mereka muncul ke permukaan dan tekanan parsial oksigen di paru-paru mereka turun lebih jauh, mereka mungkin pingsan selama naik ke permukaan. Lakukan pertolongan sebagaimana telah diajarkan dalam training, untuk mengeluarkan korban dari dalam air. Hal yang paling umum adalah: pegang regulator mereka di mulut mereka dengan tekanan ujung jari yang ringan, jika ada dan sesuai.

Setelah keluar dari air:
  • Jika penyelam dalam keadaan sadar, pertahankan posisi duduk tegak; jangan berbaring!
  • Jaga agar penyelam tetap hangat untuk mendorong vasodilatasi (pelebaran lumen pembuluh darah) utk menjaga aliran darah.
  • Berikan oksigen 100%
  • Jangan diberi asupan air/cairan
  • Cari bantuan medis darurat - kasus yang parah memerlukan pengobatan konvensional untuk edema paru (obat vasodilator, diuretik, CPAP, ventilasi mekanis)

Related Articles

Taman Wisata Perairan Pulau Pieh

Taman Wisata Perairan Pulau Pieh

Ubur-Ubur Surai Singa

Ubur-Ubur Surai Singa

Contact Us

Wahyu Pambudhi
+62 818 885 343

Joseph Ganis
+62 812 1266 2229

 @ LIQUIDDIVE


All images on this website are the result of contributions from Liquid Dive Community members.